Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) keberatan dengan keputusan PSSI yang memperbolehkan klub Liga 1 dan Liga 2 melakukan pemotongan gaji pemain. APPI meminta adanya revisi.
Seperti diketahui, dalam surat bernomor 48/SKEP/III/2020 yang ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan pada Jumat (27/3/2020), ada beberapa putusan yang dibuat oleh PSSI, salah satunya soal gaji.
PSSI mengizinkan klub Liga 1 dan Liga 1 membayar cuma 25 persen gaji pemain, pelatih, dan ofisial tim selama Maret, April, Mei, dan Juni. Keputusan ini dibuat karena kompetisi tengah ditunda hingga 29 Mei 2020 lantaran keadaan kahar (force majeure) akibat virus corona.
Bahkan, andai sampai 29 Mei 2020 keadaan Indonesia belum membaik atau PSSI merasa situasi tidak memungkinkan, Liga 1 dan Liga 2 akan dihentikan alias dibatalkan.
Terkait keputusan gaji itu, APPI menyampaikan protes keras. APPI merasa PSSI mengambil keputusan ini hanya sepihak, karena tidak melibatkan APPI selaku perwakilan dari pemain. Padahal, para pemain adalah pihak yang paling terdampak keputusan tersebut.
APPI pun bersurat ke PSSI untuk meminta ada pertemuan agar keputusan ini bisa direvisi. Berikut lima poin keberatan APPI terhadap putusan PSSI.
1. Proses pengambilan keputusan diambil tidak melibatkan pesepak bola sebagai stake holder dan juga salah satu pihak yang paling terdampak dalam hal ini yang mengakibatkan banyaknya hal-hal yang belum termuat dalam SK tersebut.
2. Keputusan pembayaran gaji sebesar 25 persen sejak Maret-Juni merupakan hal yang seharusnya disepakati oleh kedua belah pihak terlebih dahulu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perubahan kontrak kerja wajib dilakukan dengan kesepakatan antara klub dan pesepak bola, tidak bisa dilakukan sepihak.
3. Sehubungan dengan kewajiban klub sebelum SK tersebut dikeluarkan, maka klub wajib melakukan pembayaran DP dan gaji hingga Maret 2020 sesuai dengan kontrak kerja antara klub dengan pesepak bola.
4. Hal-hal yang belum disentuh dalam SK tersebut seperti jika kompetisi dimulai lebih cepat atau keadaan semakin memburuk sehingga kompetisi dinyatakan berhenti sebelum Juni, hingga status kontrak pemain jika ada perpanjangan durasi yang belum difasilitasi oleh PSSI.
5. APPI meminta untuk segala keputusan terkait dengan status kompetisi yang berimplikasi dengan kontrak pemain untuk melibatkan kami sebagai perwakilan pesepak bola di Indonesia. Hal ini didasari dengan apa yang kini sedang terjadi di tingkat global maupun konfederasi antara FIFA dengan FIFPro dan AFC dengan FIFPro Asia/Oceania yang diketahui tengah berdiskusi.
Baca juga artikel VOCKET FC Indonesia lainnya yang telah kami sediakan untuk Anda
Tidak Dipotong, Persib Bandung Bayar Penuh Gaji Pemain Bulan Maret
Suka Dengan Liga Indonesia, Matias Cordoba: Liga 1 Itu Sangat Kompetitif
Sebelum ‘Rajai’ Asia Tenggara, Timnas Vietnam Dulunya Punya Masalah Yang Sama Seperti Indonesia