Bek Bali United, Leonard Tupamahu, tampaknya geram dengan komentar mantan striker Timnas Malaysia, Safee Sali, mengenai alasan pemain di negaranya yang ogah berkarier di Indonesia.
Safee Sali sebelumnya membeberkan dua alasan mengapa pemain Malaysia ogah berkarier di Liga Indonesia. Pertama, pemain Malaysia mungkin menganggap kualitas Liga Indonesia lebih rendah.
Oleh karena itu, para pemain Malaysia enggan merantau ke Indonesia. Kemudian yang kedua, Safee Sali menilai para juniornya tersebut enggan meninggalkan zona nyaman.
“Menurut saya, para pemain Malaysia tidak ke sana (Indonesia) karena cara mereka berpikir. Dalam pikiran mereka, mereka berpikir apa gunanya pergi ke Indonesia atau mungkin berpikir secara komparatif, Liga Malaysia levelnya lebih tinggi,” kata Safe Sali dilansir dari Goal Malaysia.
“Tapi saya pikir sebagian besar karena mereka takut. Mereka nyaman berada dan tinggal di Malaysia. Mereka takut meninggalkan zona nyaman itu,” lanjutnya.
“Mereka tidak siap mengambil langkah berikutnya, dan mencari peningkatan dalam permainan mereka, yang terjadi karena semua tantangan bermain di luar negeri, bahkan di liga yang kualitasnya dianggap lebih rendah,” tuturnya menambahkan.
Terkait pernyataan tersebut, Leonard Tupamahu tampaknya kurang senang mendengarnya. Ia menilai Safee Sali hanya berani bicara seperti itu setelah tidak berada di Indonesia.
“Sali Sali, ngomong kayak gitu pas kagak main di Indonesia lu. Bac*t,” kata Tupamahu dalam kolom Instagram @sepakbolaid.
Safee Sali sendiri pergi ke Tanah Air pada musim 2011/2012 dengan memperkuat Pelita Jaya. Selama dua musim di klub itu, ia sukses mengemas 38 gol dari 42 laga.
Pemain berdarah Jawa ini sejatinya juga pernah memperkuat Arema. Namun, karena di Indonesia ada kekacauan akibat dualisme PSSI dan kompetisi terbagi dua, ia dipinjamkan ke Johor Darul Ta’zim yang kemudian dipermanenkan.
Baca juga artikel VOCKET FC Indonesia lainnya yang telah kami sediakan untuk Anda
Yeyen Tumena Kritik Shin Tae-yong, Tuding Singkirkan Danurwindo
PSSI Surati Shin Tae-yong, Diminta Tiba Di Indonesia 29 Juni 2020
Soal Pernyataan Indra Sjafri, Pengamat: Narasi Yang Tidak Mencerdaskan