Exco PSSI, Hasani Abdulgani, curhat di media sosial mengenai kendala yang tengah dihadapi dalam proses naturalisasi Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama. Ia pun sampai memohon bantan dari Presiden Joko Widodo.
Dokumen naturalisasi tiga pemain keturunan itu saat ini tertehan di Kemenkumham. Belum bisa lanjut ke tahap berikutnya karena ada satu dokumen yang kurang, yakni surat keterangan perpindahan warga negara dari pemerintah Belanda dan Spanyol.
Menurut Hasani, surat tersebut tidak bisa didapatkan pemain dalam waktu singkat. Sandy Walsh cs butuh waktu sekitar satu bulan atau bahkan lebih, tergantung dari pemerintahan negara asalnya.
Apabila Kualifikasi Piala Asia 2023 masih jauh, ini tidak masalah. Namun, kenyataannya, kualifikasi itu akan berlangsung Juni alias tiga bulan lagi.
Butuh proses yang lebih cepat karena setelah menjadi WNI, masih ada yang harus dilakukan PSSI, yakni mengurus perpinsahan asosiasi. Perpindahan ini diperkirakan butuh waktu dua minggu nantinya.
Oleh karena itu, Hasani berharap ada kebijaksanaan dari pemerintah, sehingga bisa ‘diizinkan’ untuk melanjutkan proses naturalisasi dari Kemenkumham ke tahap berikutnya dengan surat perpindahan negara menyusul.
“Perlu Kebijaksanaan Pemerintah. Dari sekian dokumen persyaratan ada satu dokumen yaitu Surat Keterangan Perpindahan Warga Negara dari pemerintah Belanda dan Spanyol, diluar jangkauan kami,” tulis Hasani.
“Artinya surat tersebut bisa didapat dalam sebulan atau lebih dari pemerintah dua negara tersebut,” lanjutnya.
“Seandainya surat keterangan tersebut bisa diajukan secara paralel, maksudnya tidak harus menunggu dulu dokumen tersebut didapat lalu baru diajukan berkasnya oleh Kemenhumkam kepada Presiden. Maka target di bulan April bisa tercapai,” imbuhnya.
Sebab, apabila tidak ada kelonggaran yang diberikan, maka proses naturalisasi tidak akan bisa tepat waktu. Padahal, tujuan ketiga nama itu dinaturalisasi adalah untuk Kualifikasi Piala Asi 2023.
“Mengapa harus April. Karena kita perlu waktu satu hingga dua minggu untuk proses perubahan Federasi kepada FIFA. Tanpa pasport kita tidak bisa mengajukannya,” ujar Hasani.
“Kalau tidak ada surat approvel dari FIFA, otomatis pemain tersebut tidak eligible membela Timnas di babak kualifikasi Piala Asia,” lanjutnya.
“Kondisi krusial ini hanya bisa diselesaikan kalau ada kebijaksanaan dari Pemerintah. Mudah-an Bapak Presiden Joko Widodo bisa ikut membantu sehingga para pemain tersebut dapat membela Timnas dikualifikasi Piala Asia, 8 Juni mendatang,” tuturnya menutup.