Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16 dan U-19, Fakhri Husaini, merasa kompetisi sepak bola Tanah Air belum siap untuk menggunakan teknologi VAR (video assistant referee).
Menurut Fakhri Husaini, jika Liga Indonesia sekarang menggunakan VAR, pertandingan yang harusnya 2×45 menit baru bisa selesai selama tiga jam. Ini dikarenakan budaya sepak bola Tanah Air.
Sehingga mengenai visi dan misi Ketum PSSI yang baru, Erick Thohir, Fakhri Husaini kurang setuju. Ia merasa jika VAR baru bisa dipakai jika level sepak bola Indonesia sudah top.
“Untuk VAR, saya jadi khawatir nanti. Kalau VAR dipakai, bisa jadi pertandingan di Liga Indonesia tidak selesai 2×45 itu, bisa tiga jam tidak selesai,” kata Fakhri Husaini di YouTube iNews.
“Persoalannya seluruh stakeholder siap nggak untuk VAR itu. Kalau sekarang belum. VAR itu kita perlukan, tapi kan untuk bantu wasit saja itu. Ketika ada keputusan yang menurut dia ada keraguan, dia minta bantu VAR,” lanjutnya.
“VAR hanya bisa dipakai membantu wasit di negara-negara yang budaya sepak bolanya top level lah,” tuturnya menambahkan.
Kontroversi keputusan wasit kerap terjadi di Liga Indonesia, bahkan di kasta teratas sekalipun. VAR seharusnya bisa menjadi solusi untuk meminimalisir kesalahan.
Di Asia Tenggara, sudah tiga negara yang menggunakan VAR meski levelnya belum top dunia. Mereka adalah Liga Malaysia, Liga Singapura, dan Liga Thailand.