Pemain muda Indonesia, Bagus Kahfi, tengah menjadi perbincangan publik sepak bola Tanah Air setelah diresmikan sebagai pemain anyar klub Belanda, FC Utrecht. Ia dikontrak 1,5 tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun.
Namun, jauh sebelum momen ini terjadi, Bagus Kahfi ternyata pernah ‘berkarier’ di Malaysia. Ia bermain untuk Frenz United U-15 yang berpangkalan di Janda Baik, Pahang, pada 2016.
Tidak sendiri, Bagus Kahfi membela Frenz United bersama dua pemain Indonesia lainnya, yakni Bagas Kaffa selaku saudara kembarnya dan Hamsa Lestaluhu.
Pelatih Frenz United ketika itu, Mohamad Shaipul, bercerita pertama kali bersua si kembar tersebut saat Frenz United melakukan laga persahabatan melawan Blue Eagle Football School di Ciracas, Jakarta Timur, pada Maret 2016.
“Inilah permulaan Bagus dan Bagas datang ke Malaysia dengan Blue Eagle Football School. Dari situ, saya pilih mereka untuk ikut bersama Frenz United,” kata Mohamad Shaipul.
Mohamad Shaipul pun mengaku tertarik membawa Bagas dan Bagus ke Malaysia karena si kembar tersebut memiliki kualitas yang apik sebagai pesepak bola ataupun individu.
“Saya lihat Bagas dan Bagus ini memiliki kecepatan. Dari segi kemahiran individu pula memang ada kualitas. Dua orang ini juga ada semangat juang yang tinggi,” ujar Mohamad Shaipul.
“Setiap laga, Bagus akan mencetak gol. Kalau dia duet dengan kembarannya, memang sudah tahu setiap umpan dan posisi yang akan Bagus terima,” lanjutnya.
“Lagi satu, disiplin mereka memang terbaik. Salat tetap nomor satu,” tuturnya menambahkankan.
Salah satu momen terbaik Bagus Kahfi saat bersama Frenz United U-15 adalah ketika berhadapan melawan Sekolah Olahraga Negara (SSN) Kuala Lumpur di Liga NFDP. Di laga yang dimenangkan Frenz dengan skor 4-2 itu, Bagus mengemas hattrick.
Hamsa Lestaluhu Bergabung Frenz United Lebih Awal
Selain Bagas dan Bagus, pemain Indonesia yang pernah membela Frenz United adalah Hamsa Lestaluhu. Pemain asal Ambon itu bergabung tim itu pada 2015.
Frenz United menemukan Hamsa Lestaluhu ketika pergi ke Ambon. Melihat kualitas sang pemain, Frenz United langsung membawa Hamsa ke Pahang untuk berlatih dan bersekolah.
Bahkan, Hamsa dijadikan sebagai kapten Frenz United kala itu.
“Hamsa ini terbaik. Dia ada kualitas umpan yang baik dan merupakan kapten Frenz United U-16,” kata Mohamad Shaipul.
“Dia adalah pemain kesayangan pengurus Frenz United. Seorang yang sangat rajin. Apa latihan yang saya berikan, dia ikuti dan lakukan sebaik mungkin,” lanjutnya.
“Hamsa datang dari keluarga yang agak susah di Ambon. Kami sangat dekat dan sampai sekarang masih komunikasi,” imbuhnya.
Frenz United Tanggung Semua Biaya Sekolah Trio Indonesia Di Sekolah Indonesia
Bagus, Bagas, dan Hamsa tidak hanya bermain sepak bola di Frenz United. Ketiganya juga disekolahkan di Sekolah Indonesia yang berada di Kuala Lumpur.
Mereka mendapat beasiswa sebesar 100 ribu ringgit (sekitar Rp 345,2 juta) selama setahun.
“Awalnya mereka sekolah di Frenz United, ada guru yang datang. Tapi karena biayanya tinggi, peihak pengurus memutuskan untuk menyekolahkan tiga pemain ini di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur,” kata Mohamad Shaipul.
“Waktu pagi mereka ke sekolah naik van Frenz United. Semua dari ujung rambut sampai ujung kaki Frezn United support dengan beasiswa 100 ribu ringgit setahun,” lanjutnya.
“Di Indonesia, mereka dulu ini tidak sekolah karena keluarga tidak mampu. Ada yang mampu dan ada yang tidak,” imbuh Shaipul.
Frenz United Tutup Dan Terpaksa Lepas Semua Pemain
Setahun setelah Bagus dan Bagas bergabung Frenz United, akademi tersebut tutup karena masalah keuangan. Pihak pengurus berusaha untuk mempertahankan, tetapi keadaan memang sulit.
Keinginan Frenz United untuk mempertahankan Bagas dan Bagus pun sirna. Walau begitu, Mohamad Saiphul yakin ketiganya akan menjadi pemain besar karena kualitas yang mereka punya.
“Saya sebenarnya ingin Bagus dan bagas terus tinggal di Kuala Lumpur, tapi kalau dipikirkan lagi, jika ada klub yang bisa jaga pemain sebaik dua orang ini, akan saya lepas,” terang Mohamad Saiphul.
“Bila pemain-pemain ini bermain bersama Frenz Unites, harga mereka tinggi dan klub-klub di Indonesia akan bersedia menerima mereka. Ini akan menguntungkan pemain serta klub itu,” lanjutnya.
“Di pihak pemain pasti kecewa. Sebab, mereka tidak muda datang ke Malaysia karena mereka berasal dari keluarga yang mampu,” ujar Saiphul lagu.
“Saya katakan kepada mereka. Kalian memiliki peluang bagus ketika kembali ke Indonesia karena Anda semua adalah pemain berkualitas yang tidak dimiliki pemain lain. Kalian bisa pergi jauh,” tuturnya menutup.
Bagus, Bagas, dan Hamsa kemudian menjadi pemain andalan di Timnas Indonesia U-16. Bahkan, mereka turut andil dalam mempersembahkan trofi juara Piala AFF U-16 pada 2018.
Kini, mereka bertiga juga sudah menjadi pesepak bola profesional. Bagus bersama FC Utrecht, Bagas di Barito Putera, dan Hamsa memperkuat Bhayangkara FC.