Exco PSSI sekaligus Ketua Tim Investigasi PSSI, Ahmad Riyadh, ogah banget ketika disuruh mundur atas tragedi di Stadion Kanjuruhan. Dirinya merasa pengurus PSSI yang mundur bukan solusi.
Debat panas terjadi dalam acara Metro TV yang bertajuk “Tak Ada Bola Seharga Nyawa” pada Kamis (6/10/2023), terutama antara pengamat sepak bola Tommy Welly alias Bung Towel dengan Ahmad Riyadh yang menjadi tamu.
Dalam perdebatan tersebut, Bung Towel mempertanyakan tanggung jawab nyata dari PSSI atas terjadi tragedi yang menewaskan 131 nyawa. Ahmad Riyadh langsung membantah keras.
Ia merasa PSSI sudah berusaha sebaik mungkin dengan Ketum Mochamad Iriawan datang ke Malang, mengikuti rapat koordinasi dengan Menpora dan Menkopolhukam, hingga mendukung penyidikan.
Ahmad Riyadh pun mempertanyakan kurang hadir apa yang dimaksudkan oleh Bung Towel. Sebab, ia merasa PSSI sudah berusaha sebaik mungkin usai terjadinya tragedi memilukan tersebut.
Ia tampak kesal dengan mempertanyakan apa bentuk tanggung jawab yang paling sesuai setelah terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Bung Towel pun dengan tegas meminta pengurus PSSI mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral.
“Coba dikasih contoh, apa bentuk tanggung jawab yang bisa menyelesaikan masalah?” tanya Ahmad Riyadh.
“Ini korbannya banyak, tapi hanya sekadar kode disiplin yang dilakukan oleh komdis. Makanya saya mempertanyakan. Ini tidak bisa biasa,” jawab Bung Towel.
“Apa kasih contoh, satu,” minta Ahmad Riyadh.
“Menurut saya harus mundur. Tadi bapak bilang, aturannya dibebaskan, itu bukan kode disiplin. Itu regulasi pertandingan. Kenapa sekarang berlindung di regulasi pertandingan,” jawab Bung Towel.
Ahmad Riyadh merasa contoh bentuk tanggung jawab itu kurang masuk akal. Namun, Bung Towel menegaskan bahwa mundur adalah sebuah bentuk tanggung jawab moral dari PSSI.
“Itu hak seseorang. Mundur bisa ditafsirkan meninggalkan tanggung jawab. Enak aja mundur,” kata Ahmad Riyadh.
“Bukan itu, mundur itu bagian tanggung jawab moral. Karena apa? PSSI tidak bisa menggelar pertandingan sepak bola dengan aman. Itu filosofisnya,” tegas Bung Towel.
Hingga saat ini, PSSI memang terkesan ‘bebas’ dari jerat hukum atas tragedi di Stadion Kanjuruhan dikarenakan ada regulasi Liga 1 2022/2023 yang menyebutkan bahwa panpel tidak bisa melibatkan PSSI atas terjadinya sebuah kecelakaan dalam menggelar laga.
Polri sendiri sejauh ini sudah menetapkan enam tersangka atas tragedi yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.