Timnas Indonesia U-19 terus menunjukkan progres positif selama menjalani pemusatan latihan atau training camp (TC) di Kroasia. Garuda Muda tidak terkalahkan dalam empat laga uji coba terakhir.
Sejak kalah 0-1 dari Bosnia Herzegovina, Elkan Baggott cs berhasil meraih mengalahkan Dinamo Zagreb (1-0), NK Dugopolje (3-0), Makedonia Utara (4-1), dan imbang 0-0 kontra Makedonia Utara di uji coba kedua.
Hasil apik itu membuat para pemain Timnas Indonesia U-19 panen pujian dari publik sepak bola Tanah Air. Namun, pelatih asal Brasil yang fokus pada pemain muda, Jaino Matos, meminta publik dan media tidak berlebihan.
Sebab, bagi Jaino Matos, hasil uji coba di Kroasia belum menjadi bukti kehebatan Timnas Indonesia U-19. Mereka baru pantas mendapat pujian besar apabila mampu berbicara banyak di Piala Dunia U-20 2021.
“Sejak di diklat memang itu prinsip utama, dedikasi, dan kesungguhan. Jangan terlalu angkat mereka sekarang,” kata Jaino Matos kepada Kompas.com.
“Baru menang uji coba kemarin lawan tim yang tidak signifikan. Jangan angkat pemain jadi bintang. Kalau mereka sanggup bersaing di Piala Dunia baru nanti omong,” imbuhnya.
Adapun alasan mengapa Jaino Matos mengimbau untuk tidak mengelu-elukan Timnas Indonesia U-19, hal itu agar mereka tidak star syndrome. Pasalnya, pesepak bola muda Tanah Air dinilai begitu mudah merasa menjadi bintang.
Mantan pelatih Persiba Balikpapan ini juga mewanti-wanti Bagas Kaffa cs untuk tidak bermain TikTok dan sebagainya. Mereka diimbau untuk tetap fokus dan kerja keras hingga apa yang dicita-citakan tercapai.
“Umur 18 tahun itu dewasa bukan anak kecil. Harus tahu diri dan tanggung jawab. Ini faktor kunci perubahan sekarang,” ujar Jaino Matos.
“Taktik dan strategi gampang, dimana pun di dunia sama. Yang membedakan adalah sikap. Daya tahan banting mental dan fisik. Pola seperti itu harus dibawa ke semua kelompok umur. Harus jadi jati diri baru, harus kerja keras tanpa iseng, lupakan Tik Tok dan lain-lain,” tutup eks pelatih Penang FA itu.