Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, mulai keberatan setelah terus menerus menjadi penyumbang pemain terbanyak ke Timnas Indonesia, dibanding klub-klub Liga 1 2021/2022 lainnya.
Sebagai informasi, di Piala AFF 2020 ada empat pemain Persebaya di Timnas Indonesia, yakni Ernando Ari, Ricky Kammbuaya, Rachmat Irianto, dan Rizky Ridho.
Di FIFA Match Day Januari, Persebaya menyumbang lima nama, antara lain Ernando Ari, Ricky Kammbuaya, Rachmat Irianto, Rizky Ridho, plus Marselino Ferdinan.
Terbaru, menjelang persiapan Piala AFF U-23 2022, kabarnya akan ada enam pemain Persebaya yang mendapat panggilan pemusatan latihan atau training camp (TC).
Kondisi ini sebenarnya membuat Azrul Ananda bangga karena pemain Persebaya laris manis. Namun, ini juga merugikan Persebaya karena ketika ada agenda tim nasional, Liga 1 terus berjalan.
Sejauh ini, Persebaya mampu menambal berbagai lini dengan baik. Terbukti, tim asuhan Aji Santoso itu kini berada di papan atas, peringkat empat klasemen sementara.
Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dan begitu timpang dengan tim lainnya, serta tidak singkron dengan jadwal Liga 1, maka Persebaya yang akan dirugikan.
“Di satu sisi, kami bangga pemain-pemain muda binaan Persebaya jadi andalan dan selalu jadi pilihan di timnas. Di sisi lain, kami tentu keberatan dan menolak kalau terus menerus pemain kami yang diambil paling banyak,” kata Azrul Ananda, dikutip dari Kompas.com.
“Ini menunjukkan lemah dan timpangnya sistem sepak bola di Indonesia,” lanjutnya.
“Karena mempenalti dan merugikan tim-tim yang justru melakukan investasi dan pembinaan dengan baik. Sementara klub lain dengan mudah mengambil saja pemain-pemain naturalisasi dan minim investasi di pembinaan,” tuturnya menutup.
PSSI harus segera mencari opsi terbaik agar tidak ada pihak yang dirugikan, antara Timnas Indonesia dan klub. Salah satunya adalah menyusun kompetisi yang baik, terutama jadwal liga yang singkron dengan tim nasional.