Ketum PSSI, Erick Thohir, memastikan bahwa tidak jadi ada pembatasan pemain naturalisasi untuk klub Liga Indonesia musim depan. Hal tersebut diklaim sudah diputusakan dalam diskusi bersama.
Namun, Erick Thohir berharap para pemain muda tetap diberi kesempatan oleh klub lantaran mereka adalah masa depan sepak bola Tanah Air.
“Naturalisasi sudah diputuskan kemarin, di diskusi tidak ada batasan. Tapi pemain muda tetap saya harapkan dong, usia 21-23 dikasih kesempatan bermain. Masa depan sepak bola Indonesia kan musti ada regenasi,” kata Erick Thohir di interview Liputan6.
Lebih lanjut, Erick Thohir tidak bermaksud diskriminasi dengan siapapun. Gagasan awal pembatasan soal naturalisasi per klub menjadi dua pemain karena melirik dengan regulasi baru AFC.
Aturan baru AFC adalah enam pemain asing setiap klub, satu Asia dan lima non Asia. Diasumsikan andai Indonesia menerapkan aturan yang sama, maka slot untuk pemain muda bermain di kompetisi lokal akan berkurang.
“Jadi, saya tidak pernah dikriminatif dengan siapapun. Justru saya mendorong diskriminasi harus dilawan. Seperti para pemain Papua ketemu saya di acara media cerita, ‘Pak kita masih sering lo pak di daerah dikasih pisang,’ ini kode lah itu makanannya apa?” ujar Erick Thohir.
“Apakah itu Indonesia? Apakah kita membedakan warna kulit. Ngga bisa lo, itu bangsa kita. Saya engga, apalagi saya IOC member ngga mungkin saya diskriminasi, itu sudah di darah daging saya,” lanjutnnya.
“Cuma waktu itu saya bicara gimana pemain muda kita kalau semua pemain asing gitu. Mungkin diimprementasi salah. Enggak saya, tidak pernah ada pelarangan,” tuturnya menambahkan.