Pertandingan sepak bola PON Papua 2021 antara Aceh vs Kalimantan Timur (Kaltim) pada laga pemungkas Grup C di Stadion Barnabas Youwei, Sentani, Jayapura, Senin (4/10/2021), menuai sorotan.
Pada pertandingan itu, ada dugaan ‘main sabun’ bagi kedua tim agar Aceh lolos ke babak 6 besar. Sebab, Kaltim sudah dipastikan lolos meski di pertandingan tersebut menelan kekalahan sekalipun.
Dilansir dari Inews Manado, dugaan ‘main sabun’ antara Aceh vs Kaltim mulai terlihat di babak kedua. Kaltim yang sudah unggul 2-1 mulai terlihat goyah pertahannya. Sehingga baru lima menit berjalan, Aceh langsung menyamakan kedudukan.
Kejadian yang paling mencuri perhatian adalah kala bek Kaltim, Rizky Ramadhan, melakukan gol bunuh diri pada menit ke-70. Tanpa ada pressing dari pemain lawan, ia yang dalam keadaan lari kecil menedang bola ke gawang sendiri.
Kemenangan 3-2 tersebut membuat Aceh berhak lolos ke babak 6 besar PON Papua 2021 dengan status juara Grup C, sementara Kaltim lolos sebagai runner-up.
Hasil itu membuat kubu Sulawesi Utara (Sulut) geram. Bagaimana tidak, mereka akhirnya gagal lolos meski memiliki poin yang sama dengan Kaltim karena kalah produktivitas gol.
Salah satu legenda sepak bola Sulut, Alen Mandey, menyampaikan kekecewaannya melalui Facebook pribadinya. Ia meminta agar gol itu diinvestigasi dan aktor-aktornya dihukum berat.
“Musyid Effendi Jilid 2. Asprov PSSI Sulut harus telusuri agar aktor-aktor di belakangnya dan pemain dihukum seberat-beratnya. Parah lagi disaksikan Sekjen PSSI pusat yang asal Kaltim (Yunus Nusi-red),” tulis Alen Mandey.
“Rusak sepak bola Indonesia, pemain mudah sudah diajarkan main sepak bola gajah,” tulisnya lagi.
Sementara itu, tim Sulut melalui Wakil Ketua Asprov Harley Mangindaan mengaku sudah melayangkan dokumen protes secara resmi terkait dugaan sepak bola gajah, dokumen itu dikirimkan ke PSSI dan match commissioner laga Aceh vs Kaltim.
“Dokumen protes yang dilayangkan official tim Sulut berisikan keberatan pada laga Kaltim Vs Aceh, sudah diterima Bung Andesit dari PSSI dan Bung Barry selaku PP (Pengawas Pertandingan) saat laga Kaltim vs Aceh,” kata Harley, dikutip dari Manado Post.
“Terima kasih atas waktu yang sudah diberikan dan Bung Anto selaku sekertaris tim langsung serahkan dokumen serta bukti,” imbuhnya.
Belum ada respons dari PSSI terkait insiden tersebut. Andai kejadian itu benar-benar ‘main sabun’ tentu sangat disayangkan, mengingat PON merupakan ajang kompetisi para pemain pemain muda yang tak jarang nantinya bakal melanjutkan karier sebagai pesepak bola profesional.