Perjuangan Timnas Indonesia U-23 untuk memenangkan medali emas SEA Games 2019 sudah berakhir. Di partai final, Garuda Muda disikat tiga gol tanpa balas oleh Vietnam, Selasa (10/12/2019).
Namun, kegagalan juara SEA Games bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan ini justru bisa menjadi momentum bagi para pemain muda Indonesia untuk meningkatkan kualitas.
Dengan cara apa meningkatkan kualitas? Salah satunya adalah berkarier di luar negeri yang memiliki ranking kompetisi lebih bagus dari Liga Indonesia.
Sebab, berkarier di luar negeri tidak hanya akan meningkatkan skill para pemain muda Indonesia, tetapi juga mematangkan mental dan menambah pengalaman.
Menurut penelusuran Vocketfc Indonesia, ada empat liga di Asia yang patut dicoba oleh para pemain Timnas Indonesia U-23 atau pemain muda lainnya.
Selain karena secara rankingnya lebih di atas Liga Indonesia, kompetisi ini memiliki regulasi khusus untuk menerima para pemain dari negara seperti Indonesia.
1. Liga Malaysia
Liga Malaysia berada di urutan 18 Asia, sementara Liga Indonesia berada di urutan ke-27. Kompetisi negeri Jiran ini memiliki regulasi pemain asing khusus Asia Tenggara (ASEAN).
Saddil Ramdani telah mencobanya sejak musim 2019 dengan bermain untuk Pahang FA. Musim 2020, ia dikabarkan masih di Malaysia dengan bergabung Sabah FA.
Apa yang dilakukan oleh mantan pemain Persela Lamongan ini patut diikuti oleh para pemain muda Indonesia lainnya.
2. Liga Thailand
Liga Thailand berada di urutan ke-8 Asia. Kualitas kompetisi negeri Gajah Perang itu adalah yang terbaik di kawasan Asia Tenggara.
Sama seperti Malaysia, Liga Thailand juga memiliki satu kuota pemain ASEAN di setiap klub.
Yanto Basna dan Victor Igbonefo adalah pemain Indonesia yang berkarier di sana. Osvaldo Haay dan kolega wajib mengikuti jejak mereka jika ingin lebih berkembang.
3. Liga Korea Selatan
Kabar baik datang dari Korea Selatan. Mulai musim 2020, mereka akan menambah satu kuota pemain asing khusus Asia Tenggara. Kesempatan ini harus dimanfaatkan para pemain Indonesia.
Sebagai informasi, Liga Korea Selatan berada di peringkat ke-5 Asia, di bawah China, Qatar, Jepang, dan Arab Saudi. Sebuah pengalaman yang sangat berharga andai pemain muda Indonesia bisa berkarier di salah satu liga terbaik Asia itu.
4. Liga Jepang
Ha, Jepang? Memang liga mereka ada slot khusus pemain Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan? Jawabannya adalah tidak.
Namun, Jepang memiliki regulasi yang jauh lebih baik dari satu slot pemain asing Asia Tenggara. Program itu bernama J-League Partner Nations (JPN).
JPN merupakan bentuk kerja sama antara Jepang dengan negara-negara Asia. Dilansir dari laman resmi J-League, ada delapan negara yang telah bekerja sama dengan Jepang.
Delapan negara itu adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Qatar. Sebelumnya ada Iran, tetapi menurut data per November 2018, nama Iran sudah tidak ada.
Manfaat dari kerja sama itu, para pesepak bola negara JPN bebas berkarier di Liga Jepang. Jika mereka bergabung klub Jepang, status mereka bukanlah pemain asing, tetapi pemain lokal lokal.
Sehingga, jika Andy Setyo dan kolega bermain di Liga Jepang, kehadiran mereka tidak akan menggangu kuota pemain asing klub Jepang.
Sejauh ini, baru Thailand yang benar-benar memanfaatkan kerja sama tersebut. Ada tiga pemain Thailand yang bermain di sana pada musim 2019.
Mereka adalah Theeraton Bunmathan (Yokohama F Marinos), Chanathip Songkrasin (Consodale Sapporo), dan Thitiphan Puangchan (Oita Trinita). Bahkan, Theerathon berhasil menjuarai Liga Jepang 2019 bersama Yokohama F Marinos.
Selain Thailand, Malaysia juga memiliki satu pemain yang bermain di Liga Jepang, yaitu Hadi Fayyadh, Fagiano Okayama (klub kasta kedua Liga Jepang). Seperti para pemain Thailand, Hadi Fayyadh juga berstatus pemain lokal di klubnya.
Baca juga artikel VOCKET FC edisi bahasa Indonesia lainnya yang telah kami sediakan untuk Anda.
Selamat, Indra Sjafri Jadi Anggota Komite Teknik AFC 2019-2023
Hasil Drawing Piala AFC 2020: Bali United Di Grup G, PSM Makassar Lewati Play-Off Dulu
Secara Matematis, 8 Tim Ini Belum Aman Dari Jurang Degradasi